Maryam (19) : 66
Dan manusia (yang kafir) berkata: "Apa! Apabila aku mati, adakah aku akan dibangkitkan hidup semula?"
TAFSIR 1
Allah mengganti dengan kalimat al-bada'ah (memulai) terhadap al-i'adah (mengembalikan) yang bererti bahawa Allah swt telah menciptakan manusia dari yang tidak ada sama sekali, apakah lagi mengembalikannya merupakan sesuatu yang mudah seperti firman Allah sebagai berikut. (Dan Dialah yang memulai penciptaan kemudian mengulanginya kembali dan itu lebih mudah bagi-Nya. Dia memiliki sifat yang Maha Tinggi di langit dan di Bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana) (QS Ar-Rum, 30: 27) Diriwayatkan di dalam hadis sahih sebagai berikut. "Allah swt berfirman, manusia telah berbohong kepadaku tetapi dia tidak dapat membohongiku dan manusia menyakitiku tetapi dia tidak dapat menyakitiku. Adapun kebohongannya padaku dengan mengatakan, Aku tidak akan dikembalikan seperti semula dan tidak ada makhluk pertama yang paling hina bagiku dari yang lainnya. Adapun menyakitiku dengan mengatakan, Sesungguhnya aku mempunyai anak dan aku adalah esa yang tidak beranak dan tidak diperanakkan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. " (HR Imam Ahmad)
Rujukan: 1999: 662 (Tafsir Ibn Katsir)
TAFSIR 2
Allah swt berfirman, "Manusia yang kafir kerana menolak adanya kebangkitan sesudah kematian berkata 'Apakah aku akan dibangkitkan dalam keadaan hidup setelah sekian lama dalam kehancuran'. " la katakan itu sebagai bentuk pengingkaran. Maka AIlah swt berfirman, "Apakah kalian tidak memperhatikan kehairanan manusia kafir atas kebangkitan. " Orang-orang kafir itu mengingkari kekuasaan Allah swt untuk menghidupkan manusia sesudah datangnya kematian. Mereka mengingkari kekuasaan Allah untuk mengadakan manusia setelah sebelumnya tidak ada, bukankah Allah telah menciptakan manusia sebelum kematian itu sendiri datang menjemput, bukankah Allah yang menciptakan manusia bukan dari sesuatu pun, tidak tersedia bahan untuk membuatnya. Ketahuilah sesungguhnya Dia tidak merasa lemah dan payah sedikit pun untuk menghidupkan manusia setelah kematiannya dan mengadakannya lagi setelah binasanya. Kerana Dialah yang menciptakan semua makhluk yang dulunya tidak pernah ada.
Rujukan: 2001: 587 (Tafsir al-Tabari)