Al-Hajj (22) : 66

وَهُوَ الَّذِي أَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَكَفُورٌ

Dan Dia lah yang menghidupkan kamu, kemudian Ia mematikan kamu, kemudian Ia menghidupkan kamu semula. Sesungguhnya manusia sangatlah tidak bersyukur.


TAFSIR 1
Firman Allah (Dan Dialah yang menghidupkan kamu kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu kembali (pada hari Kebangkitan). Sungguh, manusia itu sangat kufur memiliki kandungan makna yang sama dengan firman-Nya seba- gai berikut. (Sebagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu dia menghidupkan kamu kemudian Dia mematikan kamu, lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalika) (QS Al-Baqarah, 2: 28) Maksudnya adalah bagaimana mungkin manusia menyandingkan tuhan lain di Sisi Allah dan menyembahnya selagi menyembah Allah, padahal tahu bahawa Allah adalah satu-satunya Zat yang menciptakan, menggerakkan dan memberi rezeki. Maksud dari firman Allah (Dan Dialah yang menghidupkan kamu) adalah bahawa Allah menciptakan manusia yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Maksud dari firman Allah (Kemudian mematikan kamu kemudian menghidupkan kamu kembali (pada hari Kebangkitan) adalah membangkitkan manusia pada hari Kiamat. Maksud dari firman Allah (Sungguh, manusia itu sangat kufur nikmat) adalah manusia yang derhaka kepada Tuhannya.
Rujukan: 1999: 722 (Tafsir Ibn Katsir)



TAFSIR 2
Pada ayat-ayat sebelumnya, Allah telah menjelaskan kekuasaan-Nya yang agung dan kebijaksanaan-Nya yang sempurna dalam pemasukan malam ke dalam siang dan sebaliknya serta menunjuk kepada nikmat-Nya yang berlimpah kepada para hamba-Nya. Pada rangkaian ayat-ayat ini (63-66) Allah mengemukakan berbagai macam dalil lain yang menunjuk kepada kekuasaan-Nya, antara lain yang tersebut pada ayat 66 surah ini. Pada ayat ini, dijelaskan bahawa Allah-lah yang telah melimpahkan semua nikmat itu kepada manusia dan menjadikan manusia tubuh-tubuh yang hidup setelah sebelumnya adalah tanah kemudian mematikan manusia setelah sampai ajal, kemudian menghidupkan manusia kembali dengan membangkitkan dan mengumpulkannya ke alam lain, tempat mereka menemui penghisaban dan pembalasan berupa syurga atau neraka. Selanjutnya, Allah menjelaskan tabiat manusia yang telah menjadi fitrahnya iaitu manusia tidak mengarahkan perhatiannya kepada seluruh kenikmatan yang setiap saat dia dapatkan, malah mengingkarinya dan mengingkari Penciptanya, sekalipun perkaranya telas jelas, menyembah selain-Nya dan menjadi tandingan bagi-Nya dari patung dan berhala.
Rujukan: 2001: 625 (Tafsir al-Tabari)