TAFSIR 1
Allah swt bercerita tentang kitab-Nya yang agung dan segala isinya, mulai dari petunjuk, penjelasan dan keputusan hukum. Allah swt bercerita kepada Bani Israil, orang-orang yang menerima kitab Taurat dan Injil tentang perkara yang mereka perselisihkan. Misalnya perbezaan pendapat mereka tentang Isa dan permintaan penjelasan tentang hal itu. Orang-orang Yahudi suka mengarang cerita dan orang-orang Nasrani berlebih-lebihan. Lalu datanglah Al-Quran dengan firman-firman yang moderat, adil dan benar bahawa Isa adalah seorang hamba Allah di antara hamba-hamba-Nya yang lain, seorang nabi dan utusan. Seperti yang disebutkan dalam firman Allah swt yang lainnya (ltulah Isa putera Maryam (yang mengatakan) perkataan yang benar, yang mereka ragukan kebenarannya) (QS Maryam, 19: 34) Sedang pada ayat ini Allah swt bermaksud (Dan sungguh (Al-Quran) itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman) adalah petunjuk bagi hati orang-orang yang beriman kepada-Nya dan rahmat bagi mereka dalam amal-amalnya. Lalu pada ayat selanjutnya Allah swt befirman (Sungguh, Tuhanmu akan menyelesaikannya (perkara) di antara mereka) iaitu hari Kiamat. Maksud ayat (Dengan hukum-Nya dan Dia Maha Perkasa) iaitu dalam pembalasan yang Dia lakukan. Maksud ayat (Maha Mengetahui) iaitu terhadap perbuatan dan perkataan hamba-hamba-Nya.
Rujukan: 1999: 802 (Tafsir Ibn Katsir)

---

TAFSIR 2
Pada rangkaian ayat sebelumnya, Allah swt menerangkan perselisihan yang terjadi di kalangan Bani Israil, pertentangan yang terjadi tidak hanya di kalangan diri mereka namun juga terjadi dengan kalangan luar mereka. Ayat ini menegaskan bahawa dengan turunnya Al-Quran, bisa menjadi petunjuk kesesatan dan perselisihan mereka, Al-Quran bisa menjadi solusi bagi berbagai macam persoalan yang tidak pernah selesai mereka perdebatkan, Al-Quran benar-benar menjadi (Petunjuk) Ditegaskan pula bahawa penjelasan Allah swt tersebut membawa kebenaran serta meleraikan atas apa yang sering diperselisihkan makhluk-makhluk-Nya dalam urusan keagamaan mereka, bahkan tidak hanya bagi Bani Israil tapi juga seluruh umat manusia.
Rujukan: 2001: 117 (Tafsir al-Tabari)

---