As-Saaffat (37) : 65 (Blok: 62-65)
Buahnya seolah-olah kepala Syaitan-syaitan;
As-Saaffat (37) : 65 (Blok: 65-66)
Buahnya seolah-olah kepala Syaitan-syaitan;
As-Saaffat (37) : 65 (Blok: 65-68)
Buahnya seolah-olah kepala Syaitan-syaitan;
TAFSIR 1
Dalam ayat tersebut, Allah swt menentang manusia dengan pertanyaan sekaligus pernyataan, apakah kenikmatan syurga yang disebutkan sebelumnya iaitu berupa makanan, minuman, bidadari dan kelazatan lainnya berupa sambutan dan kurnia, lebih baik dari pada pohon zaqqum iaitu pohon yang tumbuh di neraka. Adapun tentang firman Allah pada surah As-Saffat ayat ke-63 (Sungguh, Kami menjadikannya (pohon zaqqum) sebagai azab bagi orang-orang zalim). Qatadah berpendapat, ketika disebutkan tentang pohon zaqqum maka orang-orang yang sesat tersebut merasa hairan. Dalam kehairanan tersebut, mereka berkata kepada para sahabat, "Teman kalian itu (Muhammad) mengatakan bahawa ada pohon yang tumbuh di neraka, padahal api dapat melalap pohon." Menurut Qatadah, ayat tersebut dapat ditafsirkan bahawa pohon itu memakan api dan dari api pula pohon itu diciptakan. Mujahid berpendapat bahawa penyebab turunnya firman Allah (Sungguh, Kami menjadikannya (pohon zaqqum) sebagai azab bagi orang-orang zalim) adalah kerana Abu Jahal laknatullah pernah berkata kepada Rasulullah dengan penuh kesombongan, "Pohon zaqqum itu bagiku adalah seperti kurma dan keju yang aku telan." Namun menurut penulis, makna ayat tersebut adalah bahawa tujuan Allah mengabarkan tentang pohon zaqqum itu kepada Muhammad adalah untuk menguji manusia, siapa di antara mereka yang percaya dan siapa yang tidak. Hal ini serupa dengan firman Allah swt yang lain (Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perIihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon yang terkutuk (zaqqum) dalam Al-Quran. Dan Kami menakut-nakuti mereka tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kederhakaan mereka). (QS Al-Isra, 17: 60) Adapun maksud dari firman Allah (Sungguh itu adalah pohon yang keluar dari dasar neraka Jahim) iaitu dasar yang ditakuti di neraka. Firman Allah pada ayat seIanjutnya (Mayangnya seperti kepala-kepala syaitan) bertujuan untuk memberikan gambaran yang mengerikan dan menambah kebencian pada neraka. Allah swt sengaja menyamakan mayang pohon zaqqum itu seperti kepala-kepala syaitan meskipun orang yang akan mendengarkan ayat ini tidak mengetahui secara persis bagaimana bentuknya. Kerana dalam jiwa dan naturi manusia sudah tergambar bahawa syaitan itu memiliki rupa yang teramat sangat buruk.
Rujukan: 1999: 918 (Tafsir Ibn Katsir)
TAFSIR 2
Adapun makna firman Allah pada ayat selanjutnya (Dan sesungguhnya kami selalu teratur dalam barisan (dalam melaksanakan perintah Allah)) adalah bahawa para malaikat selalu berdiri bershaf-shaf dalam melakukan ketaatan. Hal ini sebagaimana yang telah dijelaskan dalam firman Allah pada surah As-Saffat, ayat ke 1 (Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bershaf-shaf) Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Hudzaifah r.a, Rasulullah saw bersabda "Kita diutamakan Allah atas sekalian manusia dengan tiga perkara iaitu 1) Dijadikannya shaf kita seperti shaf para malaikat, 2) Dijadikannya bumi ini semuanya sebagai tempat sujud kita dan 3) Dijadikannya tanah yang ada di bumi ini suci lagi mensucikan kita. " (HR Muslim) Pada ayat selanjutnya Allah swt berfirman (Dan sungguh, kami benar-benar terus bertasbih (kepada Allah)). Ayat tersebut bermakna bahawa para malaikat berada dalam shaf-shaf dan mereka bertasbih menyucikan nama Allah. Para malaikat selalu memuji-Nya dan menguduskan-Nya dari segala kekurangan. Malaikat bahawa selalu beranggapan bahawa mereka adalah hamba-Nya yang amat fakir di hadapan-Nya dan mereka merendahkan diri terhadap-Nya.
Rujukan: 1999: 925 (Tafsir Ibn Katsir)
TAFSIR 3
Dalam ayat ini, Allah berbicara tentang makanan orang-orang musyrik di neraka kelak iaitu pohon Zaqqum dan minumnya adalah air yang mendidih. Penafsiran ini berdasar kepada riwayat Ibnu Abbas. Dalam sebuah hadis yang panjang, orang-orang zalim berkata, Apakah kalian mengatakan bahawa kelak di neraka itu ada sebuah pohon, sedang yang bukankah neraka berisi api, dimana api itu mampu membakar pohon (kayu). Kemudian Allah pun menurunkan ayat (Sungguh, itu adalah pohon yang keluar dari dasar neraka Jahim) Jadi Zaqqum sendiri diberi gizi dan disuburkan oleh api dan dari api pula ia terbuat. Riwayat ini disampaikan Qatadah. Ada pendapat bahawa orang-orang zalim, yang berkata disini adalah Abu Jahal dan kawan-kawannya. Sedang maksud firman Allah (Mayangnya seperti kepala-kepala syaitan) kerana saking jelek dan buruk mayangnya maka diserupakan dengan kepala syaitan yang juga sama jelek dan buruknya.
Rujukan: 2001: 551-554 (Tafsir al-Tabari)
TAFSIR 4
Yang dimaksud dengan kami pada penggalan ayat ini (Dan sesungguhnya kami selalu teratur dalam barisan (dalam melaksanakan perintah Allah)) adalah para malaikat. Ayat-ayat ini berbicara tentang para malaikat yang menyembah Allah swt, cara ibadah itu ada yang dengan bersujud dan ada juga yang solat, keterangan ini didasarkan kepada hadis yang diriwayatkan Masruq bin Al Ajda, ia meriwayatkan dari Aisyah, ia berkata, Rasulullah saw bersabda "Tidak ada satu jengkal kaki pun di langit terkecuali ada malaikat tengah bersujud atau tengah melaksanakan solat dan itulah kiranya yang dimaksud dengan (Dan sesungguhnya kami selalu teratur dalam barisan (dalam melaksanakan perintah Allah). Dan sungguh kami benar-benar terus bertasbih) ada banyak sekali keterangan mengenai hal ini. Sedang yang dimaksud dengan (Sesungguhnya mereka (orang kafir Mekah) benar-benar pernah berkata) adalah orang-orang kafir Quraisy sebelum Muhammad saw diutus menjadi nabi kepada mereka. Sedang yang dimaksud dengan (Sekiranya di Sisi kami ada sebuah Kitab dari (kitab-kitab yang diturunkan) kepada orang-orang dahulu) adalah Kitab yang diturunkan dari langit seperti Taurat dan Injil atau seorang nabi yang datang kepada kami seperti yang datang kepada Yahudi dan Nasrani nescaya kami akan menjadi hamba-hamba Allah yang akan beribadah kepada-Nya, penafsiran ini diriwayatkan oleh Qatadah.
Rujukan: 2001: 652-656 (Tafsir al-Tabari)