Al-Mujaadalah (58) : 10 (Blok: 8-11)

إِنَّمَا النَّجْوَى مِنَ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيْسَ بِضَارِّهِمْ شَيْئًا إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

Sesungguhnya perbuatan berbisik (dengan kejahatan) itu adalah dari (hasutan) Syaitan, untuk menjadikan orang-orang yang beriman berdukacita; sedang bisikan itu tidak akan dapat membahayakan mereka sedikitpun melainkan dengan izin Allah; dan kepada Allah jualah hendaknya orang-orang yang beriman berserah diri.


ASBAB 1
Diriwayatkan Ibnu Abi Hatim, dari Muqatil bahawasanya antara Rasulullah dan orang-orang Yahudi telah terjalin perjanjian damai. Suatu hari seorang sahabat lewat di hadapan kaum Yahudi yang sedang duduk. Mereka saling berbisik sehingga sahabat itu menyangka bahawa mereka berencana akan berbuat jahat kepadanya. Lalu Rasulullah melarang mereka berbisik-bisik. Maka turunlah ayat 8 ini. Diriwayatkan Imam Ahmad, Al-Bazar dan At-Thabrani dengan sanad yang bagus, dari Abdullah bin Amr "Beberapa orang Yahudi menemui Rasulullah. Mereka mengucapkan 'As sam alaika (semoga kebinasaan menimpamu), wahai Abu Al-Qasim."' Aku langsung menjawab 'As sam alaikum (semoga kebinasaan menimpa kalian) dan Allah pasti melakukan itu terhadap kalian.'" Maka dari itu, turunlah ayat 8 ini. Diriwayatkan Ibnu Jarir dari Qatadah bahawa orang-orang munafik saling berbisik. Perbuatan itu membuat orang-orang mukmin tidak senang dan tersinggung. Maka dari itu, turunlah ayat 10 ini. Diriwayatkan Ibnu Jarir, dari Qatadah "Jika segolongan orang mukmin melihat orang yang akan menuju ke arah mereka, mereka tidak enggan untuk bergeser dari tempat duduk yang dekat dengan Rasulullah." Maka dari itu, turunlah ayat 11 ini.
Rujukan: Lubabun Nuqul Fi Asbabun Nuzul: Riwayat Turunnya Ayat-ayat Al-Qur’an. (Imam Al-Hafizh Jalaluddin Abdurrahman As Sayuti)