Ali-Imran (3) : 101
Dan bagaimana kamu akan menjadi kafir padahal kepada kamu dibacakan ayat-ayat Allah (Al-Quran), dan dalam kalangan kamu ada RasulNya (Muhammad, s.a.w)? Dan sesiapa berpegang teguh kepada (ugama) Allah, maka sesungguhnya ia telah beroleh petunjuk hidayah ke jalan yang betul (lurus).
TAFSIR 1
Karakter kaum muslimin selalu setia terhadap Rasulullah saw. Bahkan, beliau sangat mengagumi umat Islam yang tidak pernah bertemu dengan beliau. Hanya kerana keimanan, mereka mentaati semua ajaran yang dikandung dalam A-Quran. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahawa para sahabat bercakap-cakap dengan Rasulullah saw. Beliau bertanya, "Keimanan siapakah yang paling kalian kagumi?" Mereka menjawab, "Malaikat." Beliau menimpali, "Bagaimana mungkin malaikat tidak beriman, sementara mereka berada di samping Tuhan mereka?" Para sahabat menjawab lagi, "Kalau begitu, para nabi." Beliau menimpali, "Bagaimana mungkin mereka tidak beriman, sementara mereka selalu mendapatkan wahyu dari-Nya?" Mereka menjawab, "Kalau begitu, kami." Rasulullah saw menimpali, "Bagaimana mungkin kalian tidak beriman, sementara nabi berada di antara kalian?" Mereka pun bertanya, "Lalu, siapakah yang patut kamu kagumi, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Generasi setelah kalian. Mereka mengimani semua yang disampaikan dalam mushaf." (HR Thabrani) Rasulullah saw kemudian membacakan surah Ali Imran ayat 101.
Rujukan: 1999: 186 (Tafsir Ibn Katsir)
TAFSIR 2
Maksud ayat (Bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir) iaitu wahai kaum Mukmin, setelah kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kalian murtad. Maksud ayat (Padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu) iaitu berupa hujjah Allah kepada kalian di dalam Kitab-Nya, yang diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad saw. Maksud ayat (Dan rasul-Nya (Muhammad) pun berada di tengah-tengah kamu?) iaitu sebagai hujjah Allah yang lain, yang menyertai Kitab-Nya. Dia mengajak kalian kepada kebenaran dan membukakan hati kalian untuk menerima hidayah dan petunjuk, juga melarang kalian dari kejahatan dan kesesatan. Seolah-olah Allah hendak mengatakan, "Maka apa alasan kalian di hadapan Tuhan kalian, tentang penolakan kalian terhadap kenabian Nabi kalian, kembali murtad serta kembali kepada kejahiliyahan? Jika kalian kembali kepada keadaan semula dan menjadi kafir, maka padanya terdapat hujjah yang jelas dan ayat-ayat yang terang atas kesalahan perbuatan kalian, jika kalian melakukannya." Maksud ayat (Barang siapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sungguh, dia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus) iaitu barang siapa bergantung pada sebab-sebab dari Allah dan berpegang pada Agama-Nya, serta mentaati-Nya, maka dia diberi taufik pada jalan yang terang dan jalan yang lurus. Maka dia beristiqamah menuju redho Allah dan keselamatan dari seksa Allah serta kemenangan mendapatkan syurga-Nya.
Rujukan: 2001: 633-636 (Tafsir al-Tabari)