Al-Hujuraat (49) : 1 (Blok: 1-2)
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memandai-mandai (melakukan sesuatu perkara) sebelum (mendapat hukum atau kebenaran) Allah dan RasulNya; dan bertaqwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui.
Al-Hujuraat (49) : 1
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memandai-mandai (melakukan sesuatu perkara) sebelum (mendapat hukum atau kebenaran) Allah dan RasulNya; dan bertaqwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui.
TAFSIR 1
Dalam ayat ini Allah menerangkan kepada orang-orang mukmin tentang tata cara dan sopan santun kepada rasul-Nya. Allah juga menunjukkan bagaimana rasa hormat yang harus mereka berikan ketika berinteraksi bersama beliau. Ayat ini mengandungi perintah mengikuti dan meneladani perilaku Rasulullah dalam segala perkara. Ali bin Abu Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a bahawa maksud firman Allah (Janganlah kamu mendahului Allah dan rasul-Nya) bahawa kaum mukmin dilarang berbicara tentang sesuatu hal yang melencong dari Al-Quran dan sunah. Firman Allah (Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi) mengandungi ajaran tata cara berperilaku di hadapan Rasulullah iaitu larangan bagi orang-orang mukmin untuk bersuara melebihi suara beliau. Ayat (Nanti (pahala) segala amalmu bisa terhapus sedangkan kamu tidak menyedari) bahawa Allah melarang kaum muslimin untuk meninggikan suara mereka di atas suara Rasulullah. Hal itu kerana bisa menyebabkan kemarahan beliau. Jika beliau marah, Allah juga akan marah. Amal orang yang dimarahi-Nya akan menjadi sia-sia sementara dia tidak mengetahui hal itu. Allah mengajarkan kepada kita untuk merendahkan suara jika berbicara di hadapan Rasulullah. Demikianlah hal yang disukai Allah.
Rujukan: 1999: 851 (Tafsir Ibn Katsir)
TAFSIR 2
Allah swt menegaskan (Wahai orang-orang yang beriman!) yang mengikrarkan keesaan Allah swt dan kenabian Nabi Muhammad saw (Janganlah kamu mendahului Allah dan rasul-Nya) yakni janganlah terburu-buru memutuskan suatu keputusan hukum, baik mengenai urusan perang mahupun soal keagamaan kalian, sebelum diputuskan oleh Allah swt dan rasul-Nya kepada kalian seputar urusan tersebut. Apalagi kalian sampai memutuskan dengan keputusan yang menyalahi ketetapan Allah swt dan rasul-Nya. Dalam tradisi bangsa Arab, ketika seseorang mengatakan, "Si fulan telah mendahuluiku dalam urusannya," bererti, "Dia menyegerakan perintah dan larangan tanpa menyertakan dirinya saat memutuskannya." Firman-Nya (Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Maha Mengetahui) dan takutlah kalian kepada Allah swt, wahai orang-orang mukmin dalam ucapan kalian di mana kalian mengatakan sesuatu yang tidak direstui Allah swt dan juga rasul-Nya dan juga dalam urusan lain selain urusan kalian di atas. Waspadalah kalian kerana sesungguhnya Allah swt Maha Mendengar apa yang kalian ucapkan dan Maha Mengetahui apa yang kalian inginkan dari ucapan kalian ketika kalian mengucapkannya. Tidak tersembunyi sedikit pun dari-Nya apa yang tersembunyi dalam hati kalian dan yang selain urusan kalian itu mahupun dari urusan orang selain kalian.
Rujukan: 2001: 643-645 (Tafsir al-Tabari)