Al-Insaan (76) : 24 (Blok: 24-25)
Oleh itu hendaklah engkau bersabar menerima hukum Tuhanmu (memberi tempoh kepada golongan yang menentangmu), dan janganlah engkau menurut kehendak orang yang berdosa di antara mereka, atau orang yang kufur ingkar.
TAFSIR 1
Allah swt berfirman (Maka bersabarlah untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu) maksudnya adalah sebagaimana Aku memuliakanmu dengan apa yang telah Aku turunkan kepadamu maka bersabarlah atas ketentuan dan ketetapannya dan ketahuilah bahawa ia akan memimpinmu dengan sebuah kepemimpinan yang baik. Maksud firman Allah (Dan janganlah engkau ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka) adalah janganlah engkau mematuhi orang-orang kafir dan munafik bila mereka hendak menghalangimu dari apa yang telah diturunkan kepadamu. Namun sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah akan menjagamu dari manusia. Maksud dari atsim (yang berdosa) adalah orang yang buruk perbuatannya sedangkan yang dimaksud dengan kafur (orang yang kafir) adalah orang yang kafir hatinya. Maksud firman Allah (Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang) adalah awal siang dan akhir siang.
Rujukan: 1999: 968-969 (Tafsir Ibn Katsir)
TAFSIR 2
(Maka bersabarlah untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu). Sebelum memasuki perintah dan larangan yang berhubungan dengan Rasulullah saw Allah memerintahkan beliau untuk bersabar atas gangguan kaumnya, guna menghilangkan kedukaan dan menguatkan hati beliau sehingga hati beliau menjadi lapang dan tetap aktif dalam mentaati Allah. Selanjutnya, Allah melarang beliau untuk mengikuti para pendosa dan orang kafir melalui firman-Nya (Dan janganlah engkau ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka). Dan juga diperintah untuk menyebut nama Tuhan, mengekalkan-Nya dengan mengingat Tuhan di segala waktu dengan hati dan lisanmu. Pada intinya, Nabi saw dilarang mengikuti seorang pun dari orang-orang yang mengajak beliau kepada dosa dan menuruti ajakan orang-orang kafir yang mengajak beliau kepada kekafiran. Larangan kepada Rasul saw agar tidak mengikuti orang berdosa dan yang kafir, padahal beliau memang tidak mengikuti keduanya, merupakan isyarat bahawa manusia memerlukan petunjuk secara terus-menerus kerana di dalam tabiatnya terdapat syahwat yang mengajaknya untuk mengerjakan keburukan.
Rujukan: 2001: 330-331 (Tafsir al-Tabari)