Sosial --> Manusia --> Keadaan dan sifat-sifatnya


 Fussilat (41) : 49
   
Manusia tidak jemu-jemu memohon kebaikan. Dan kalau ia ditimpa kesusahan maka menjadilah ia seorang yang sangat berputus asa, lagi sangat nyata kesan putus harapnya (dari rahmat pertolongan Allah).
 Fussilat (41) : 50
   
Dan demi sesungguhnya! Jika Kami beri dia merasai sesuatu rahmat dari Kami sesudah ia ditimpa sesuatu kesusahan, berkatalah ia (dengan sikap tidak bersyukur): "Ini ialah hakku (hasil usahaku semata-mata), dan aku tidak fikir bahawa hari kiamat akan berlaku; dan kalaulah aku dikembalikan kepada Tuhanku (sekalipun), sudah tentu aku aKan beroleh kebaikan di sisiNya (seperti kesenanganku sekarang ini)!" Maka demi sesungguhnya! Kami akan memberi tahu kepada orang-orang yang kufur ingkar itu akan keburukan apa yang mereka telah kerjakan, dan Kami akan beri mereka merasai azab seksa yang seberat-beratnya.
 Fussilat (41) : 51
   
Dan apabila Kami kurniakan nikmat kepada manusia, berpalinglah dia serta menjauhkan diri (dari bersyukur); dan apabila ia ditimpa kesusahan, maka ia berdoa merayu dengan panjang lebar.
 Asy-Syuraa (42) : 48
   
Oleh itu, jika mereka berpaling ingkar, maka Kami tidak mengutusmu (wahai Muhammad) sebagai pengawas terhadap mereka; tugasmu tidak lain hanyalah menyampaikan (apa yang diperintahkan kepadamu). Dan (ingatlah) sesungguhnya apabila Kami memberi manusia merasai sesuatu rahmat dari Kami, ia bergembira dengannya; dan (sebaliknya) jika mereka ditimpa sesuatu kesusahan disebabkan dosa-dosa yang mereka lakukan, maka (mereka segera membantah serta melupakan rahmat yang mereka telah menikmatinya, kerana) sesungguhnya manusia itu sangat tidak mengenang nikmat-nikmat Tuhannya.
 Az-Zukhruf (43) : 15
   
Dan mereka (yang musyrik mempersekutukan Allah dengan) menjadikan sebahagian dari hamba-hamba Allah sebagai anak bagiNya. Sesungguhnya manusia (yang demikian sesatnya) sangat tidak mengenang budi, lagi nyata kufurnya.
 Al-Maarij (70) : 19
   
Sesungguhnya manusia itu dijadikan bertabiat resah gelisah (lagi bakhil kedekut); -
 Al-Qiaamah (75) : 5
   
(Kebenaran itu bukan tidak ada buktinya), bahkan manusia (yang ingkar) sentiasa suka hendak meneruskan perbuatan kufur dan maksiat (di sepanjang hayatnya, sehingga ia tidak mengakui adanya hari kiamat).
 Al-Qiaamah (75) : 6
   
Dia bertanya (secara mengejek): "Bilakah datangnya hari kiamat itu?"
 Al-Qiaamah (75) : 14
   
Bahkan manusia itu, (anggotanya) menjadi saksi terhadap dirinya sendiri,
 Al-Qiaamah (75) : 36
   
Patutkah manusia menyangka, bahawa ia akan ditinggalkan terbiar (dengan tidak diberikan tanggungjawab dan tidak dihidupkan menerima balasan)?
Page 2 of 3

©2025 Quranology

Search